CERITA MENARIK "SENGKUNI" TERHADAP PANDU HINGGA KEMATIAN


CERITA MENARIK SENGKUNI TERHADAP PANDU


Wayang Kulit Harya Sakuni
Wayang Kulit Harya Sakuni


Shakuni dikenal sebagai Sengkuni atau Harya Sakuni. Namanya saat remaja adalah Harya Suman. Semasa muda ia mencoba merebut Kunti dari tangan Pandu. Singkat cerita, Perkelahian pun pecah, tapi sengkuni kalah dari Pandu. Sebagai hukuman, Pandu mengubur tubuhnya, tapi hanya kepalanya yang muncul di atas tanah. Sengkuni takut mati, dan menangis minta maaf. Dia mengatakan bahwa jika dia dibebaskan dari hukuman, dia akan memberikan adiknya kepada Pandu dan dia akan melayaninya.

 Pandu setuju tapi dia memberikan Gendari kepada kakaknya yang buta, Destarata. Gendari merasa terhina tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Dia merasa ditolak.

Sengkuni mengikuti adiknya dan tinggal di Hastinapura. Sejak hari pertama di Hastinapura, ia mengincar posisi Patih / Perdana Menteri. Ia sangat cemburu pada Gandamana, sang Patih untuk Hastinapura. Dia mencoba mencari cara untuk menggulingkan Gandamana. Dengan licik dia menjebak Gandamana untuk disergap oleh banyak raksasa. Gandamana jatuh ke dalam lubang yang dalam. Alih-alih membantu Gandamana, Sengkuni menguburnya hidup-hidup di dalam lubang, Lalu Sengkuni buru-buru melapor kepada Raja Pandu bahwa Gandamana dibunuh oleh pasukan raksasa.

Gandamana dengan kesaktian Bandung Bondowoso keluar dengan selamat. Dia tahu siapa yang melakukan itu padanya. Gandamana mengalahkan Shakuni dengan keras sampai dia kehilangan pesonanya secara permanen. Sebagai seorang pria terhormat, Gandamana melaporkan kasus tersebut kepada raja Pandu dan mengakui kesalahannya atas pemukulan tanpa ampun terhadap Sengkuni. Raja Pandu melepaskan Gandamana dari posisinya sebagai Patih dan dia kembali ke negaranya. 

Dengan demikian Sengkuni berhasil mengusirnya. Setelah Pandu menjadikannya Patih, dia melayaninya, sampai Pandu meninggal.

Kebetulan Sengkuni juga kebal senjata tajam. Suatu hari Sang Hyang Tunggal, ayah dari Betara Guru mengirimkan minyak Lenga Tawa, minyak yang berkekuatan gaib kepada Prabu Pandu. Dengan mengoleskan minyak ke tubuh, bagian tubuh tersebut akan kebal terhadap senjata tajam.

Setelah Prabu Pandu wafat Begawan Abiyasa (Vyasa), memutuskan untuk menggunakan minyak untuk cucunya dan disaksikan oleh para petinggi Hastinapura, seperti Kunti, Destarata (ayah kurawa) beserta istri, Bisma, Sengkuni dll. giliran pertama. Mereka membuat antrian mulai dari Duryodhana dan seterusnya. Tapi mereka tidak bisa mengaturnya. Mereka saling mendorong. Sebagian minyak Tawa yang dipegang oleh Abiyasa tumpah ke lantai. Sengkuni dengan cepat menggulingkan tubuhnya ke lantai. 

Kunti yang berdiri di dekat Vyasa terjatuh ke lantai. Sengkuni tidak melewatkan kesempatan untuk menyentuh Kunti. Seketika berpura-pura membantu Kunti, ia meraih payudaranya. Kunti kaget dan malu. Dia bersumpah bahwa dia tidak akan pernah memakai kain dada, jika tidak terbuat dari kulit Sengkuni. Bahwa Sengkuni menganiaya Kunti adalah salah satu cerita unik dalam Mahabharata Indonesia.

Di dalam Baratayuda, Sengkuni dieksekusi oleh Bhima. Bhima tahu betul, bagian paling lemah dari tubuh Sengkuni adalah mulut dan anusnya. Bhima menusuk anusnya dalam-dalam hingga tembus dan merobek bagian mulut dengan kukunya Pancanaka (kuku jari yang panjang di bagian jempol kedua tangannya). Ia merobek-robek mulut Sengkuni lalu mengupas kulitnya memenuhi keinginan Kunti. Sengkuni pun akhirnya meninggal dunia dalam kesakitan yang luar biasa.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url